SomeoneLike You menjadi rekaman pertama hanya suara piano dan solo untuk menduduki peringkat pertama di tangga lagu AS. Someone Like You bisa langsung menduduki peringkat 10 teratas pada chart Lagu Latin dan 25 teratas pada tangga lagu radio rock. Adele menulis lagu "Someone Like You" dengan penulis lagu Amerika, Dan Wilson.
EdSheeran Masuki Tangga Lagu Amerika Selasa, 26 Juni 2012 Perlahan tapi pasti, sepertinya inilah strategi yang diterapkan oleh solois Ed Sheeran. Snow Patrol, Garbage, dan New Order Bakal Panaskan Singapura 10 Potret Terbaru Nanda Gita Eks Bintang FTV yang Kini Tinggal di Belanda, Jadi Penjaga Anak - Sempat Ingin Bunuh Diri
BTSberhasil unggul dari 200 artis dan penyanyi lainnya dalam tangga lagu Billboard. BTS berhasil unggul dari 200 artis dan penyanyi lainnya dalam tangga lagu Billboard mereka memiliki pengikut media sosial yang besar di Jepang, Cina, Asia Tenggara, dan sebagian Amerika Latin. Album terbaru mereka Love Yourself: Tear bahkan berhasil
bringstdich in Stellung, amerika oh amerika du hast viel fĂĽr uns getan oh amerika tu uns das nicht an viele care-pakete hast du uns geschickt heute raketen, amerika du hast bei dir so viel mehr platz als wir was sollen sie hier, amerika oh amerika du hast viel fĂĽr uns getan oh amerika tu uns das nicht an oh amerika wenn du gar nicht anders
Namuntidak semua lagu pada saat itu seperti Radi Inilah Mengapa 1 Menit = 60 Detik. Bilangan 60 digunakan untuk menyatakan waktu, sejam 60 menit, semenit 60 detik. Bilangan 60 ini digunakan pertama kali oleh bangsa Sumeria, Masih Ada Buaya 1 Ton Mengincar Warga. Artikel Terbaru.
G6ITPZy. - Sebuah Uber tancap gas ke arah pusat kota Johannesburg, Afrika Selatan. Ia menuju Mad Giant, sebuah restoran-bar di daerah Ferreiras Dorp. Di dalamnya ada empat penumpang seorang dari Peru, lainnya dari Brazil, India, dan Indonesia. Mereka berjumpa dalam sebuah konferensi dan rencananya akan makan malam di sana, sambil menikmati voucher minum gratis. Suasana dalam Uber cuma diisi obrolan ringan awalnya, sebelum orang India usul untuk memutar lagu. Orang Peru langsung inisiatif membuka Spotify di ponselnya, dan bertanya “Lagu apa ya?” “Despacito!” sahut orang Brasil. “Yang orisinal atau yang remix?” “Oh yang asli aja. Aku enggak suka yang versi Bieber. Kurasa itu ngerusak yang aslinya.” Sebentar saja, tiga dari empat kawan itu langsung larut dalam lagu milik Luis Fonsi, sang biduan asal Puerto Rico. Mereka menyanyi mengikuti lirik. Orang India jadi satu-satunya yang belum pernah mendengar lagu itu. Dalam versi asli, "Despacito" yang berarti “perlahan” ini memang dinyanyikan penuh dalam bahasa Spanyol. Di Peru, bahasa Spanyol adalah bahasa nasional. Sementara di Brasil, meski mereka menggunakan bahasa Portugis sebagai bahasa utama, bahasa Spanyol sudah akrab karena secara geografis dikelilingi negara-negara berbahasa Spanyol, bahkan sebagian mencampurnya dalam bahasa sehari-hari. Bahasa itu dikenal dengan istilah portuñol. Mereka tak heran kalau orang Asia tak hapal bahasa Spanyol, tapi kaget karena orang Indonesia—negara berbahasa Melayu—fasih merapal lirik "Despacito". Di Indonesia, dan sebagian besar dunia lainnya, Despacito nyatanya memang bukan barang asing di kuping. Google Indonesia bahkan mencatatnya sebagai lagu paling populer di Indonesia sepanjang 2017. Belakangan, Spotify juga menahbiskan hal serupa "Despacito" jadi lagu nomor dua dan nomor tiga yang paling sering didengarkan sepanjang 2017 secara global. Versi remix yang duet dengan Justin Bieber lebih unggul sedikit dari versi aslinya. Sepanjang tahun ini, "Despacito" memang dilambangkan sebagai tanda kebangkitan musik Latin. Apalagi sejak ia menjadi lagu berbahasa Spanyol yang menguasai tangga lagu dunia Billboard untuk pertama kalinya, setelah "Macarena" milik Bayside Boys Mix, pada 1996 silam. Di atas "Despacito", Spotify memang mencatat "Shape of You" dari biduan Inggris Ed Sheeran sebagai lagu paling banyak didengar secara streaming tahun ini. Menurut Presiden Sony Music US Latin Nick Seroussi, hal itu bukan kebetulan belaka. “Saat kau mendengar "Shape of You" Ed Sheeran, [yang kau dengar] bukan lagi kick and snare dalam permulaan lagu. Kau akan mendengar snare dalam upbeat. Itu adalah musik Karibian, berasal dari irama kami, datang dari dunia kami,” katanya pada Rolling Stone. Kick adalah istilah slang untuk menyebut bass drum yang menghasilkan nada rendah, sedangkan snare adalah istilah untuk drum yang menghasilkan suara treble. "Shape of You" sendiri memang mengutip irama Karibian. Menurut tulisan “How Ed Sheeran Made Shape of You’ the Year’s Biggest Track” dari Jon Pareles di The New York Times, produser Steve Mac—patner Ed—menambahkan riff dengan keyboard dan log-drum dalam lagu itu. Ed sendiri tak keberatan, karena awalnya ia pikir lagu itu tak akan masuk dalam album teranyarnya, ÷ Divide. “Aku enggak bikin lagu ini untuk aku yang nyanyikan,” katanya. Ia sempat ingin memberikan lagu itu pada Rudimental, yang mungkin duet dengan Rihanna. “Mengikuti tren dalam pop adalah hal wajar, dan hal itu adalah sesuatu yang biasanya kuhindari. Tapi aku salah ternyata, [lagu] ini jadi lagu paling besar dalam karierku,” tambahnya. Tren musik memang sedang berubah. Di Spotify, secara global musik Latin tumbuh 110 persen pada 2017, lebih tinggi dibanding genre Hip-Hop yang tumbuh 74 persen. Rekor barunya, 10 musik berbahasa Spanyol masuk dalam tangga lagu Global Top 50 Spotify. Di Youtube, enam dari 10 video musik paling banyak ditonton tahun ini adalah dari artis Latin. Naik signifikan dibanding pada 2016, yang cuma 110. Di Youtube, 45 dari 100 video musik paling banyak ditonton adalah milik artis Latin. "Despacito" sendiri adalah video musik pertama di Youtube yang tembus 4 miliar kali tayang. Rupanya tren ini tak terjadi sekonyong-konyong. Setidaknya begitu analisis Jesús López, CEO Universal Music Latin America. Ia mengaku sudah mencium aroma kebangkitan musik Latin ini sejak 2013. Rocio Guerrero, Kepala Global Culture di Spotify mencatat, pendengar Reggaeton—musik khas Latin—terus naik melampaui genre Hip-Hop dan Pop sejak 2014. Kenaikan yang sama juga dicatat Sandra Jimenez, Kepala Musik Amerika di Youtube dan Google Play. Angkanya sekira 75 sampai 80 persen, baik pada 2015 dan 2016. Salah satu faktor pengubahnya adalah kebiasaan mendengar lagu yang berubah. Orang tak lagi menunggu radio atau acara musik di televisi untuk tahu perkembangan musik terbaru. Jasa layanan musik streaming yang gampang diakses membuat jalur pasar berubah. Dahulu, jika musik di luar Amerika ingin masuk ke jajaran musik internasional, seleksi ketat dari radio di negeri Paman Sam itu akan sangat berpengaruh. Itu sebabnya tak banyak musisi Latin yang berhasil mengikuti jejak Ricky Martin, Shakira, dan Christina Aguilera ketika fenomena serupa terjadi di akhir 1990-an dan awal 2000-an. Streaming membuka jalur bagi musisi baru untuk lebih dikenal. Misalnya "Me Rehúso" milik Danny Ocean, musisi Columbia yang pindah ke Miami dan menciptakan lagu itu untuk kekasihnya yang ia tinggal. Sejak dilepas ke Spotify September 2016, perjalanan Me Rehúso tak bisa dibilang biasa-biasa saja. Sebagai debut pertama, lagu itu membawa nama Danny Ocean langsung ke panggung musik internasional. Ia masuk Global Top 50 Chart di Spotify, dan awal bulan ini mendapuk gelar sebagai lagu berbahasa Spanyol paling lama yang bertahan di tangga lagu itu, bahkan melampaui "Despacito". Danny Ocean tak sendiri. J. Balvin, biduan Reggaeton asal Columbia mengikuti jejak "Despacito" dengan lagunya bertajuk "Mi Gente". Bila Fonsi membuat remix "Despacito" dengan mengundang Justin Bieber dan kini punya lagu duet baru bersama Demi Lovato, Balvin tak mau kalah dengan mengundang langsung Sang Ratu Musik, Beyonce. Strategi itu tak meleset. "Mi Gente" sempat memuncaki tangga lagu di Spotify dan iTunes. Strategi duet ini juga lebih dulu berhasil dilakukan Maluma, biduan lain dari Columbia. Pada penutupan 31 Desember tahun lalu, lagu duetnya bersama Shakira, berjudul "Chantaje" jadi video musik paling banyak ditonton di Youtube. Kini Maluma sudah mondar-mandir di tangga lagu internasional dengan lagu lain, dan duet lainnya. Semisal "Corazon" atau "Hola". Paling anyar adalah Ozuna, biduan Reggaeton asal Puerto Rico yang kencang sekali mengeluarkan lagu-lagu duet—yang juga mondar-mandir masuk tangga lagu dunia. Terakhir, duetnya dengan Cardi B—rapper perempuan asal New York—lewat "La Modelo", jadi lagu nomor satu di tangga lagu Latin iTunes. Ismar SantaCruz, Direktur Strategi Radio di Univision melihat kenaikan angka kolaborasi ini sudah terjadi sejak 10 tahun lalu, sebelum Reggaeton sepopuler sekarang. “Ketimbang menggapai kesuksesan sendiri-sendiri, [artis-artis ini] menggapainya secara kolektif," katanya seperti dikutip Rolling Stone. “Beberapa tahun lalu, dinding simbolis antara Reggaeton Puerto Rico dan Reggaeton Kolombia mulai runtuh, dan sekarang alih-alih punya satu lagu dari Daddy Yankee, kamu bisa punya satu lagu dengan empat artis berbeda. Hal ini menciptakan efek bola salju yang lebih kuat." Lantas, apakah bangkitnya musik Latin ini akan berlangsung lama? Atau hanya semusim belaka seperti yang terjadi pada akhir 1990-an silam? Menurut Seroussi, jawabannya tidak—fenomena ini bukan semusim belaka. “Kita tidak bicara nasib baik belaka, atau musim-musiman, atau ini tuh lucu untuk sekarang’ kayak yang terjadi pas 1990-an kemarin,” katanya. “Kupikir [musik Latin] ini bakal tetap bertahan dalam beberapa tahun ke depan.” Faktor utamanya, karena sistem streaming yang akan menghilangkan sekat-sekat di dunia musik sebelumnya. Pola ini benar-benar menyerahkan tren ini pada selera pasar. Alasan lainnya, Seroussi tahu bahwa ada sejumlah kolaborasi besar lainnya yang akan terjadi pada 2018 mendatang. Setidaknya itu yang sedang disiapkan Sony Latin. Mungkin, alasan lain adalah karena irama Reggaeton sangat ramah di telinga sehingga mudah diterima. Saya jadi ingat pada Dhamini, kawan dari India yang belum pernah dengar Despacito sebelum naik Uber tempo hari. Keesokan harinya, saat kami dalam Uber yang lain dengan tujuan tempat lain, ia sudah memutar sendiri lagu itu. Dan secara sepotong-potong, ia mulai mengikuti liriknya. Baca juga artikel terkait 2017 atau tulisan menarik lainnya Aulia Adam - Musik Reporter Aulia AdamPenulis Aulia AdamEditor Maulida Sri Handayani
Jakarta Musik Latin selalu punya tempat di hati para pendengar. Tak hanya di wilayah asalnya, Amerika Selatan, jenis musik ini juga telah mendunia dengan nama-nama besar yang mungkin sudah sangat familiar. Era Pitbull, Shakira hingga Enrique Iglesias telah menunjukkan dominasinya di 10 tahun ke belakang. Di generasi yang baru ini, giliran bakat-bakat muda yang bersinar. Industri musik Latin saat ini juga semakin menjanjikan, dengan banyaknya kolaborasi menarik dengan artis dari genre musik lain. Berikut para artis Latin yang menunjukkan kilaunya di tahun 2020. J BalvinJ Balvin foto musik, penyanyi dan pencipta lagu, J Balvin jadi nama yang mencuri perhatian belakangan ini. Karya-karyanya melesat kencang di platform digital, menjadikannya salah satu artis Latin tersukses di generasi sekarang. Balvin sempat berkolaborasi dengan Justin Bieber di lagu Despacito yang begitu mendominasi. Namun di luar itu ia juga memiliki sederet single yang telah puluhan, bahkan ratusan juta diputar di platform musik digital. Daddy YankeeDaddy Yankee AFPRapper yang satu ini juga tak kalah pamor dari nama sebelumnya. Ia adalah RamĂłn Luis Ayala RodrĂguez atau yang lebih dikenal dengan nama panggungnya, Daddy Yankee. Yankee sangat multitalenta sebagai seorang artis. Selain rapper, ia juga penyanyi, aktor dan produser musik. 2 miliar views di lagu Con Calma yang dirilis tahun 2019 tampaknya sudah cukup jadi pembuktian reputasi Daddy Yankee di kancah musik BunnyBad BunnyDi usianya yang masih 26 tahun, Bad Bunny telah menapaki karier yang fenomenal. Kolaborasinya bersama Drake di lagu Mia menjadi batu loncatan yang sangat tinggi dalam kariernya. Setelah itu artis asal Puerto Rico ini juga mempertahankan produktivitasnya sebagai penyanyi dan pencipta lagu. Callaita dan Yo Perreo Sola merupakan dua lagunya yang tak kalah ngehits di media sosial. OzunaOzunaKolaborasi musik hip hop Amerika Serikat dan Latin kerap jadi kombinasi maut. Hal itu juga berhasil dibuktikan oleh Ozuna, penyanyi yang karyanya digilai penikmat musik saat ini. Ia sempat berkolaborasi dengan Cardi B di lagu La Modelo, yang ditonton lebih dari 430an juta kali di YouTube. Yang terbaru ia merilis Despeinada bulan September lalu yang sudah hampir menyentuh angka 100 juta views. Nama-nama tersebut jadi bukti musik Amerika Latin punya penikmat yang sangat luas dan antusias. Alunan musik reggaeton dan irama khas Latin memang sulit untuk juga video menarik berikutSeperti apa tips traveling seru ala Nicholas Saputra? Yuk, kita cek video di atas!
lagu amerika latin terbaru